Hubungan
antara Tegangan, Hambatan, dan Kuat Arus Listrik pada Rangkaian Listrik
Rangkaian
Listrik
Rangkaian
listrik adalah hubungan beberapa alat listrik yang membentuk suatu sistem
kelistrikan. Rangkaian listrik dengan aliran arus listrik merupakan rangkaian
listrik tertutup dan rangkaian listrik tanpa aliran listrik merupakan rangkaian
listrik terbuka.
Arus
listrik muncul ketika elektron-elektron bergerak dari potensial rendah ke
potensial tinggi. Arah gerakan elektron ini berlawanan dengan arah arus
listrik. Jadi, akibat pergerakan elektron-elektron ini, muncul arus listrik
yang arahnya dari potensial tinggi ke potensial rendah.
egangan Pada Rangkaian Listrik
Tegangan
adalah beda potensial antara dua titik rangkaian listrik yang memberi tekanan ke
arus listrik untuk mengalir. Tegangan listrik sering diistilahkan dengan beda
potensial diberi lambang V singkatan dari Voltase yang artinya tegangan.
Beda potensial adalah banyaknya
energi yang berfungsi untuk mengalirkan setiap Coulumb muatan dari satu titik
ke titik yang lain. Apabila energi W, muatan listrik q, maka beda potensial V
dapat dirumuskan :
Dimana:
W = energi, satuan Joule
q = muatan, satuan Coulumb
V = Beda Potensial, satuan Volt
q = muatan, satuan Coulumb
V = Beda Potensial, satuan Volt
Dua titik dikatakan mempunyai beda
potensial 1 Volt, apabila sumber tegangan itu mengeluarkan energi sebesar satu
Joule untuk memindahkan muatan listrik sebesar satu Coulumb dari satu titik ke
titik yang lain.
Hambatan Listrik (Resistor)
Hambatan
adalah elektron-elektron yang mengalir
di penghantar cenderung mengalami gesekan dan perlawanan. Jika penghambat
dihubungkan maka penghambat mengurangi kuat arus listrik yang mengalir melalui
rangkaian listrik tersebut. Dalam radio dan televisi, penghambat digunakan
untuk menjaga kuat arus dan beda potensial pada nilai yang tertentu besarnya
agar komponen-komponen listrik lainnya dalam rangkaian dapat berfungsi secara
baik.
Sebuah
penghambat sederhana biasanya dibuat dari kawat nikhrom yang tipis. Penghambat
variabel yaitu suatu penghambat yang nilai hambatan listriknya dapat
diubah-ubah.Penghambat variabel ini dikenal sebagai rheostat, dan digunakan
untuk mengubah kuat arus listrik yang mengalir melalui rangkaian listrik.
Dengan menggeser posisi kontak luncur, panjang kumparan kawat yang dihubungkan
pada rangkaian listrik berubah, dan ini mengubah nilai hambatan listrik
kumparan kawat.
Akibatnya,
kuat arus listrik yang mengalir dari kutub ke kutub berubah.. Potensiometer
yang dihubungkan dengan baterai dapat memberikan nilai tegangan listrik mulai
dari nol samai dengan tegangan baterai.
Mengukur Hambatan Listrik
Untuk
mengukur hambatan listrik dapat digunakan Ohmmeter. Dengan Ohmmeter besarnya
hambatan dapat langsung dibaca pada skala. Salah satu ciri Ohmmeter adalah
adanya tanda Ω pada skala alat itu.
o Kuat Arus
Pada Rangkaian Listrik
Besar
atau kecilnya muatan listrik yang mengalir pada suatu penghantar tiap sekon
disebut kuat arus listrik. Kuat arus listrik dapat diukur dengan menggunakan
alat yang dinamakan amperemeter. Amperemeter disusun secara berurutan (seri)
dalam Rangkaian Listrik
Cara mengukur arus listrik dengan
ampere meter
Cara
membaca skala pada amperemeter adalah sebagai berikut. Setelah amperemeter
terpasang pada rangkaian dan saklar ditutup, maka arus listrik mengalir dan
jarum amperemeter menunjuk angka tertentu sesuai dengan besar arus yang terukur
Apakah
yang dimaksud 1 ampere itu? 1 ampere adalah besar muatan listrik 1 Coulumb yang
mengalir melalui penghantar setiap 1 sekon. Secara matematis dapat dituliskan
sebagai berikut.
Hubungan Antara Kuat Arus dan Tegangan Listrik
Orang
yang pertama kali menyatakan hubungan kuat arus dengan beda potensial adalah
George Simon Ohm. Pernyataannya dikenal dengan hukum Ohm yang berbunyi: “Hasil
bagi beda potensial dengan kuat arus adalah tetap”.
Hubungan
antara kuat arus (I) dan tegangan (V) merupakan hubungan yang linear, artinya
makin besar tegangan makin besar pula kuat arus, makin kecil tegangan makin
kecil pula kuat arus.
Hubungan
tegangan dengan kuat arus dapat ditulis sebagai berikut:
V ~ I (V sebanding I)
Secara
umum dapat ditulis :
V = I . C
C
adalah konstanta pembanding yang nilainya selalu tetap untuk berbagai V dan I.
Konstanta
inilah yang disebut hambatan sehingga perumusannya menjadi sebagai berikut:
V = I x R
Jadi,
hambatan listrik adalah hasil bagi tegangan (beda potensial antara ujungujung
penghantar) dengan kuat arus yang melalui penghantar tersebut. Jika ditulis
dalam bentuk persamaan adalah sebagai berikut:
R=V/I
Dimana:
R
= hambatan, satuannya Ohm
V = tegangan, satuannya Volt
I = kuat arus, satuannya ampere
V = tegangan, satuannya Volt
I = kuat arus, satuannya ampere
R
adalah faktor pembanding yang nilainya tetap, inilah yang disebut hambatan atau
resistansi.
Hukum Ohm
Arus listrik
akan mengalir dalam pengahantar jika memenuhi dua syarat yaitu adanya tegangan
dan rangkaiannya tertutup.
Jumlah arus listrik yang mengalir dalam rangkaian dipengaruhi oleh besarnya tegangan yang diberikan dan juga besarnya hambatan. Jika tegangan dinaikkan, maka arus listrik akan meningkat. Namun, jika hambatannya juga dinaikkan maka arus akan melemah.
Jumlah arus listrik yang mengalir dalam rangkaian dipengaruhi oleh besarnya tegangan yang diberikan dan juga besarnya hambatan. Jika tegangan dinaikkan, maka arus listrik akan meningkat. Namun, jika hambatannya juga dinaikkan maka arus akan melemah.
Hukum Kirchoff Tetang Arus Listrik
Dalam
rangkaian bercabang, kuat arus yang masuk pada titik percabangan sama besar
dengan kuat arus yang keluar dari titik percabangan. Jika kuat arus yang masuk
ke titik percabangan adalah I, dan arus yang keluar dari titik percabangan
adalah I1, I2, I3, dan I4 maka berlaku hubungan:
I = I1+ I2+ I3+ I4
Persamaan
ini dikenal sebagai hukum Kirchoff. Secara fisis dapat diartikan kuat arus yang
masuk pada titik percabangan sama besarnya dengan jumlah kuat arus yang keluar
dari titik percabangan.


Komentar
Posting Komentar